This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, August 5, 2014

Rumah Lingkungan. Peran teknologi komunikasi untuk menjaga lingkungan hidup

Teknologi komunikasi dapat menumbuhkan kepedulian masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Salah satu wujud kepedulian masyarakat tersebut adalah menjaga lingkungan hidup. Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Kepedulian terhadap lingkungan merupakan bentuk yang utama dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa? Karena manusia merupakan bagian dari ekologi.


Pada dasarnya lingkungan akan terus bekerja untuk menetralisir semua aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan tersebut. Tumbuhan terus berfotosintesis dan menghasilkan Oksigen. Tapi, kemampuan lingkungan untuk memasok sumber daya dan untuk mengasimilasi zat pencemar adalah sangat terbatas. Batas kemampuan ini disebut dengandaya dukung lingkungan. Kenaikan kualitas hidup manusia disertai dengan keanikan tingkat konsumsi sumber daya dan pencemaran.
Ada empat faktor yang mempengaruhi lingkungan, yaitu 1) penduduk, 2) materiil, 3) struktur masyarakat, 4) budaya. Teknologi komunikasi akan memberikan solusi pada dua faktor yang mempengaruhi lingkungan. Solusi tersebut adalah memberikan pemahaman tentang perbaikan tempat tinggal serta membenahi struktur masyarakat.  
Rumah Lingkungan merupakan cara teknologi komunikasi untuk menjaga lingkungan. Dengan rumah lingkungan, diharapkan masyarakat akan mengetahui cara mencegah dan memperbaiki tempat tinggal sehingga pada akhirnya akan membenahi struktur masyarakat. Teknologi komunikasi merupakan penyedia dan penyalur informasi mengenai lingkungan hidup.
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan pendidikan tentang lingkungan hidup dalam konteks internalisasi secara langsung maupun tidak langsung dalam membentuk kepribadian mandiri serta pola tindak dan pola pikir perserta didik/mahasiswa/peserta diklat sehingga dapat merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan upaya melestarikan dan menjaga lingkungan serta ekosistem kehidupan makhluk hidup yang dapat memberikan konstribusi pada keberlangsungan kehidupan yang seimbang dan harmonis.


Teknologi komunikasi menjadi media yang akan menyalurkan pendidikan lingkungan hidup kepada semua orang orang tanpa batasan umur. Pendidikan lingkungan hidup merupakan pendidikan untuk semua masyarakat, tetapi Gap ditemukan untuk menerapkan pendidikan itu di sekolah, kampus, instansi dan masyarakat. Pada celah tersebut, teknologi komunikasi menjadi solusi. Pendidikan lingkungan hidup dapat disalurkan tanpa batasan umur, tempat dan waktu. Rumah lingkungan adalah solusinya.
Siapa Rumah Lingkungan?
Rumah Lingkungan adalah sebuah website yang diwadahi oleh pemerintah terkait, masyarakat, dan atau penyedia teknologi komunikasi di Indonesia. Rumah Lingkungan akan siap memberikan informasi tentang isu lingkungan, cara menjaga lingkungan dan pengetahuan lingkungan hidup.  Setiap pengunjung website bisa memberikan laporan tentang lingkungan, komentar dan turut menyebarkan isu lingkungan dan cara pencegahannya.
Anak lingkungan demikianlah sebutan untuk meraka yang ikut berkampanye menyelamatkan lingkungan. Kampanye dilakukan dengan mengunakan media sosial seperti Twitter, Facebook, Google+, Instagram, Kaskus, dan media sosial yang lain. Dikehidupan nyata, anak lingkungan bisa menjadi duta lingkungan. Mereka bisa melaporkan action yang meraka lakukan ke Rumah Lingkungan untuk diapresiasikan dan diikuti oleh orang banyak.
Rumah Lingkungan. Rumahnya pecinta lingkungan akan hadir langsung di gadget dan smartphone penggunanya. Dengan aplikasi Rumah Lingkungan, setiap anak lingkungan dengan mudah mendapat informasi, aktivitas dan semua hal-hal yang dilakukan oleh anak lingkungan yang lain. Trending topic mengenai lingkungan hidup bisa diwujudkan melalui tindakan ini.
Rumah Lingkungan tidak hanya hadir di website, gadget, dan smartphone tetapi juga menghadirkan spot berkala di lingkungan kampus, sekolah dan tempat umum. Pelatihan dan penanaman pohon dapat menjadi action nyata yang didapatkan dari Rumah Lingkungan. Dengan kegiatan ini diharapkan bisa meningkatkan rasa keikutsertaan masyarakat luas untuk ikut serta melestarikan lingkungan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Darmono. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. 2001. Jakarta : Universitas Indonesia.
Daryanto, 2013. Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup. Yogyakarta : Gaya Media
Haryono, Paulus, 2007. Sosiologi Kota Untuk Arsitek. Jakarta : Bumi Aksara

Monday, July 14, 2014

Pendidikan Lingkungan Hidup Adalah Action Untuk Mengatasi Permasalahan Drainase Perkotaan

Banjir merupakan kejadian yang sudah dianggap wajar di Indonesia. Dibeberapa kota besar, banjir merupakan teman wajib disaat musim hujan. Salah satu penyebab banjir di Indonesia adalah sampah. Ibu kota Jakarta sering dilanda banjir karena pengelolaan yang kurang baik.[1]
Jika dirunut ke belakang, akar permasalahan banjir diperkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang sangat cepat, migrasi dan urbanisasi penduduk. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan pemanfaatan lahan perkotaan acak-acakan. Urbanisasi yang terjadi di Indonesia menambah beban daerah perkotaan menjadi berat. Kebutuhan akan lahan, baik untuk permukiman maupun kegiatan perekonomian meningkat sehingga lahan yang berfungsi sebagai retensi atau resapan menurun. Akibatnya aliran permukaan semakin besar. [2] Perubahan fungsi lahan terbuka menjadi daerah pemukiman atau bangunan industri mengakibatkan erosi dan banjir.


Faktor budaya turut ambil bagian dalam permasalahan drainase perkotaan. Budaya tersebut telah mengakar dan menjadi bagaian kehidupan masyarakat yang sulit diubah. Tingkat kesadaran masyarakat perkotaan terhadap lingkungan tempat tinggal sendiri sangat rendah. Sampah dibuang sembarangan. Sungai dan parit menjadi tempat empuk untuk menghilangkan jejak sampah dengan volume yang besar. Kesadaran untuk turut ambil bagian hanya timbul ketika bencana banjir telah datang.


Kebiasaan mahasiswa yang tinggal di kos atau tempat kontrakan sering meletakan keranjang sampah di luar kamar atau di halaman rumah. Kenyataannya adalah mahasiswa tidak peduli dengan sampah yang berceceran di luar kamar atau halaman rumah. Sampah tersebut lama kelamaan akan menumpuk dan banyak. Action yang berbeda timbul ketika keranjang sampah tersebut diletakan di dalam kamar. Sebelum keranjang sampah tersebut penuh maka pemiliknya segera membuangnya dengan satu alasan “bauk”. Kesimpulannya adalah ketika sampah masih belum memberikan masalah maka sampah tersebut bukan siapa-siapa.
Pada pemahaman lain, membuang sampah sembarangan adalah hal yang wajar dan harus dilakukan. Kewajaran tersebut muncul ketika seseorang yang telah menikmati minuman dan tidak tahu dimana seharusnya membuang kemasan minuman tersebut. Halte dan lampu merah merupakan tempat yang rentan.
Action itulah yang diperlukan. Action mempunyai hubungan dengan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Pendidikan Lingkungan Hidup yang hilang dari masyarakat seakan mendukung budaya masyarakat yang tidak mau tahu dengan lingkungannya. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan pendidikan tentang lingkungan hidup dalam konteks internalisasi secara langsung maupun tidak langsung dalam membentuk kepribadian mandiri serta pola tindak dan pola pikir perserta didik/mahasiswa/peserta diklat sehingga dapat merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan upaya melestarikan dan menjaga lingkungan serta ekosistem kehidupan makhluk hidup yang dapat memberikan konstribusi pada keberlangsungan kehidupan yang seimbang dan harmonis.
Sebagian besar mahasiswa di perguruan tinggi mendapat perkuliahan tentang lingkungan. Sebut saja mata kuliah Rekayasa Lingkungan, Manajemen Konstruksi, Ekonomi Teknik, Fisika Bangunan serta banyak mata kuliah yang lain yang berbicara tentang lingkungan. Jelas, secara umum mahasiswa Jurusan Teknik yang telah dan akan mempelajarinya. Siswa di bangku Sekolah Menengah Atas (SMK), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mendapatkan pelajaran Biologi sebagai mata pelajaran yang memperkenalkan kepada siswa tentang lingkungan hidup dan polusi. Pemahaman yang mendalam dan action dari pemahaman tersebut secara umum tidak didapatkan oleh siswa di bangku sekolah pertama dan menengah.
Pendidikan Lingkungan Hidup menjadi salah satu Mata Pelajaran wajib bagi siswa sekolah dasar hingga menengah. Hal ini didasari pada masalah lingkungan hidup yang disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan sistem nilai sosial, gaya hidup yang tidak mampu selaras dengan lingkungan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal merupakan salah satu sarana yang tepat untuk membangun masyarakat yang menerapkan prinsip berkelanjutan dan etika lingkungan. Anak/siswa yang mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan hidup merupakan pengetahuan awal sehingga setiap warga negara memiliki pengetahuan tentang lingkungan biofisik serta menumbuhkan kesadaran agar terlibat secara efektif dalam memberikan solusi dari permasalahan lingkungan yang terjadi


Tong Sampah Pinggir Jalan
Untuk menumbuhkan Action sebagai hasil dari Pendidikan Lingkungan Hidup, maka pembangunan tong sampah atau bak sampah pada tempat-tempat umum sangat efektif. Tong sampah diletakan disekitar halte, lampu merah dan taman. Dengan meletakkan tong sampah di tempat umum tersebut diharapkan mampu mengurangi volume sampah yang dibuang dengan sembarang. Satu hal yang perlu diketahui oleh pemerintah adalah  setiap kebijakan publik harus melibatkan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan tong sampah harus melibatkan warga sekitar. Pendidikan Lingkungan Hidup mengambil bagian yang penting untuk mewujudkan masyarakat yang sadar akan lingkungan hidup. PLH dapat meningkatkan keterlibatan dan rasa memiliki dari masyarakat terhadap fasilitas yang telah dibangun oleh pemerintah. Action dari PLH menghilangkan kesan bahwa sarana dan prasarana yang telah dibangun oleh pemerintah semata-mata milik pemerintah sehingga masyarakat tidak peduli untuk merawatnya.


[1] Merdeka.com, Ahok kesal pengelolaan sampak DKI masih buruk, http://www.merdeka.com/jakarta/ahok-kesal-pengelolaan-sampah-dki-masih-buruk.html. 15 Juni 2014 (09.00)
[2] Air hujan yang mengalir dipermukaan tanah

Sunday, June 22, 2014

Pendidikan Lingkungan Hidup Salah Satu Upaya Memberikan Pemahaman Tentang Perbaikan Tempat Tinggal

A.   Latar Belakang
Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) merupakan pendidikan tentang lingkungan hidup dalam konteks internalisasi secara langsung maupun tidak langsung dalam membentuk kepribadian mandiri serta pola tindak dan pola pikir perserta didik/mahasiswa/peserta diklat sehingga dapat merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Lingkungan Hidup merupakan upaya melestarikan dan menjaga lingkungan serta ekosistem kehidupan makhluk hidup yang dapat memberikan konstribusi pada keberlangsungan kehidupan yang seimbang dan harmonis.
Sebagian besar mahasiswa di perguruan tinggi mendapat perkuliahan tentang lingkungan. Sebut saja mata kuliah Rekayasa Lingkungan, Manajemen Konstruksi, Ekonomi Teknik, Fisika Bangunan serta banyak mata kuliah yang lain yang berbicara tentang lingkungan. Jelas, secara umum mahasiswa Jurusan Teknik yang telah dan akan mempelajarinya. Lalu, apakah mahasiswa jurusan dan fakultas lain telah mengetahui dan mempelajarinya?

Siswa di bangku Sekolah Menengah Atas (SMK), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mendapatkan pelajaran Biologi sebagai mata pelajaran yang memperkenalkan kepada siswa tentang lingkungan hidup dan polusi. Pemahaman yang mendalam dan action dari pemahaman tersebut secara umum tidak didapatkan oleh siswa di bangku sekolah pertama dan menengah.
Materi PLH terdiri tiga unsur penting yakni hati, pikiran dan tangan. Satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Proses yang paling penting adalah membangkitkan kesadaran manusia terhadap lingkungan hidup sekitarnya (hati). Jika proses penyadaran telah terjadi, maka peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidup (pikiran) akan berhasil. Proses terakhir adalah action yaitu peningkatan keterampilan dalam mengelolah lingkungan hidup (tangan).


B.   Pendidikan Lingkungan Hidup
1.    Masalah Lingkungan
Pertambahan penduduk Indonesia yang sangat cepat menyebabkan meningkatnya segala kebutuhan setiap penduduk baik perorangan dan kebutuhan sosial. Setiap individu selalu ingin memenuhi kebutuhannya dan pemerintah dituntut untuk mengatur perekonomian sehingga kebutuhan yang diperlukan oleh semua penduduk terpenuhi.
Masalah lingkungan hidup yang dihadapi sekarang diakibatkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan hidup yang sehat sangat kurang. Tindakan individu yang tidak pernah puas dengan kebutuhannya melakukan tindakan yang bisa merusak lingkungan.
2.    Ruang Lingkup Pendidikan Lingkungan Hidup
Persoalan lingkungan hidup merupakan persoalan sistemik, komplek serta memiliki cakupan yang luas. Oleh sebab itu, materi atau isu yang diangkat dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan lingkungan hidup juga sangat beragam. Sesuai dengan kesepakatan nasioanl tentang Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian Summit on Sustainable (ISSD) di Yogyakarta.
Ketiga pilar tersebut merupakan satu kesatuan yang bersiafat salang ketergantungan dan saling memperkuat.
a.    Pilar Ekonomi, menekankan pada perubahan sistem ekonomi agar semakin ramah terhadap lingkungan hidup sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah pola konsumsi dan produksi, teknologi bersih, kehutanan dan industri.
b.    Pilar Sosial, menekankan pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Isu atau materi yang berkaitan adalah kemiskinan, kesehatan, budaya lokal, masyarakat pedesaan/kota/terpencil, hukum dan pengawasan.
c.    Pilar Lingkungan, menekankan pada pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah pengelolaan sumber daya air, lahan, udara, laut dan penataan ruang.
3.    Tujuan Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup
Tujuan pendidikan lingkungan hidup adalah sebagai berikut:
a.    Kesadaran, yaitu memberikan dorongan kepada setiap individu untuk memperloeh kesadaran dan kepekaan terhadap lingkungan dan masalahnya.
b.    Pengetahuan, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh berbagai pengalaman dam pemahaman dasar tentang lingkungan dan masalahnya.
c.    Sikap, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh seperangkat nilai dan kemampuan mendapat pilihan yang tepat, serta mengembangkan perasaan peka terhadap lingkungan dan memberikan motivasi untuk berperan serta secara aktif di dalam peningkatan dan perlindungan lingkungan.
d.    Keterampilan, yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh keterampilan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah lingkungan.
e.    Partisipasi, yaitu memberikan motivasi kepada setiap individu untuk perperan secara aktif dalam pemecahan masalah lingkungan.
f.     Evaluasi, yaitu mendorong setiap individu agar memiliki kemampuan mengevaluasi pengetahuan lingkungan ditinjau dari ekologi, sosial, ekonomi, politik dan faktor-faktor pendidikan.
4.    Strategi Pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut:
a.    Meningkatkan kualitas dan kemampuan SDM PLH, baik pelaku maupun kelompok sasaran Pendidikan Lingkungan Hidup sedini mungkin melalui upaya  proaktif dan reaktif.
b.    Mengoptimalkan sarana dan prasarana Pendidikan Lingkungan Hidup yang dapat terciptanya proses pembelalajaran yang efesien dan efektif.
c.    Meningkatkan anggaran Pendidikan Lingkungan Hidup.
d.    Materi Pendidikan Lingkungan Hidup sesuai denga isu lokal, modern, dan global.
e.    Mendorong ketersediaan ruang partisipasi bagi masyarakat luas.

5.    Saran
Untuk mendorong strategi pelakasanaan Pendidikan Lingkungan Hidup, saran yang bisa penulis berikan adalah:
a.    Pendidikan Lingkungan Hidup menjadi Mata Kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa.
b.    Pendidikan Lingkungan Hidup menjadi salah satu Mata Pelajaran bagi siswa sekolah dasar hingga menengah. Hal ini didasari pada masalah lingkungan hidup disebabkan karena ketidakmampuan mengembangkan sistem nilai sosial, gaya hidup yang tidak mampu selaras dengan lingkungan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal merupakan salah satu sarana yang tepat untuk membangun masyarakat yang menerapkan prinsip berkelanjutan dan etika lingkungan. Anak/siswa yang mendapatkan pengetahuan tentang lingkungan hidup merupakan pengetahuan awal sehingga setiap warga negara memiliki pengetahuan tentang lingkungan biofisik serta menumbuhkan kesadaran agar terlibat secara efektif dalam memberikan solusi dari permasalahan lingkungan yang terjadi.
c.    Sosialisasi mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kepada mahasiswa sering dilakukan dan sosialisai mengenai lingkungan hidup untuk siswa SD, SMP, dan SMA/K dan mengajak mereka turut aktif dalam kebisaan hidup sehat.
d.    Sosialisasi kepada masyarakat luas mengenai lingkungan hidup dan mengajak mereka turut aktif menjaga lingkungan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daryanto, 2013, Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup, Yogyakarta : Gava Media

Tuesday, June 17, 2014

Masalah : Kependudukan = Solusi : Beasiswa KB #Reward

Keluarga Berencana (KB) merupakan sebuah program dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Misi BKKBN adalah mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Hasil dari program ini diharapkan dapat penduduk yang berkualitas yang akan mempercepat tercapainya pertumbuhan ekonomi dan tujuan pembangunan.
Sejak perintisannya pada tahun 1957 dan pengukuhan pada 1970, BKKBN terus mewujudkan visi dan misinya.[1] Setiap tahun penduduk Indonesia bertambah sekitar 4654 ribu jiwa. Sebuah angka yang fantastis bukan? Secara teori berapakah jumlah penduduk yang ideal? Lalu, berapakah jumlah penduduk yang kita capai pada tahun 2015?

Menurut hasil studi Prof. Dr. Paul Bairoch menuntut agar penduduk sebuah kota sebaiknya tidak melebihi 600.000 jiwa. Perkembangan kota di bawah batasan ini akan mantap oleh karena perkembangan ekonominya, perkotaan yang terbatas, daya produksi yang tinggi dan pendidikan masyarakat yang lebih luas. Pembangunan industri baru yang melahirkan pekerjaan dan yang membutuhkan tenaga baru. Pengaruhnya atau daya tariknya terutama atas pemuda-pemudi di lingkungan pedesaan terbatas dan masih sehat. Sesudah batas kritis sekitar 600.000 penduduk dilewati, maka ongkos-ongkos insfrastruktur dan terutama transpor (bis kota dan sebagainya) meningkat luar biasa. Hal ini terutama menyulitkan perekonomian; para pendatang dari pedesaan mendapatkan kotoran dan pengangguran, bukan kondisi kehidupan yang menarik.
Berdasarkan permasalahan di atas, saya ingin memberikan sebuah solusi. Solusi ini berdasarkan pemahaman bahwa penduduk Indonesia sangat antusias dengan ajang kompetisi berhadiah atau reward .Reward akan diberikan kepada pasangan yang memiliki 2 anak. Reward yang saya anjurkan adalah beasiswa yang diberikan dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/K). Reward ini sejalan dengan program pemerintah “Wajib belajar sembilan tahun”.

Rancangan Reward Beasiswa KB adalah sebagai berikut:
Beasiswa KB
No : 00001
Nama kepala keluarga :
Alamat                           :
Pekerjaan                      :
Kode                              : A, B, dan C
Kecamatan                    : 01
Kabupaten                     : 001
Anak
SD
SMP
SMA/K
Tahun/Semester
Tahun
Tahun
Pertama
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
ΓΌ   











Kedua
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
ΓΌ   












Ketentuan:
1.    Beasiswa KB akan diperuntukkan bagi pasangan suami-istri yang telah mendaftar mengikuti program Beasiswa KB dengan pendaftaran 3 bulan-6 bulan setelah melangsungkan perkawinan.
2.    Setiap orang tua mendaftarkan anak ketika berumur 1 tahun atau setelah lahir.
3.    Setiap orang tua mendaftarkan anak ketika mulai masuk sekolah dasar.
4.    Beasiswa disalurkan persemester atau pertahun.
5.    Jumlah beasiswa yang disalurkan berdasarkan kebutuhan anak dan pekerjaan serta penghasilan orang tua. Sangat tidak mampu (C), Sederhana (B) dan Mampu (A)
6.    Ada kerja sama dengan Sekolah. Orangtua dan sekolah melaporkan prestasi anak setiap semester atau setiap satu tahun.
7.    Beasiswa disalurkan melalui sekolah. Bukan melalui orang tua siswa.
Dengan program Reward dalam bentuk beasiswa maka diharapkan pasangan suami istri yang akan dan telah menikah memiliki keinginan untuk mengikuti program Keluarga Berencana dan program ini juga akan memberikan dampak yang nyata untuk meningkatkan SDM masyarakat Indonesia. 


[1] Visi BKKBN : Penduduk tumbuh seimbang 2015 dan Misi BKKBN : Mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan dan mewujudkan keluarga bahagia sejahtera.

Monday, June 16, 2014

Masalah Kependudukan : Indonesia Tidak Memiliki Rumah Layak Huni #5

Permasalahan utama kepemilikan rumah layak huni adalah masalah kemiskinan. Kemampuan ekonomi yang terbatas berakibat keterbatasan masyarakat untuk memiliki rumah layak huni atau rumah sehat. Oleh karena itu kemiskinan harus dituntaskan.
Penduduk miskin memiliki kemampuan hidup yang terbatas seperti pemilikan rumah yang terbatas, luas rumah yang terbatas, kualitas lingkungan yang terbatas, jangkauan lokasi yang terbatas, dan sandang serta pangan yang terbatas pula.
Pengembang (biasanya swasta) lebih suka membangun perumahan bagi penduduk yang menengah ke atas. Beberapa keuntungannya, yaitu 1) keuntungan materiil yang diperoleh pengembang lebih banyak; 2) kredibilitas penduduk menengah ke atas lebih bisa dipercaya untuk melakukan angsuran secara teratur; 3) adanya kemungkinan dibayar tunai oleh konsumen sehingga perputaran uang dapat cepat dilakukan.
Pemerintah memberikan anjuran dan peraturan yang mewajibkan pengembang membangun rumah dengan tipe kecil bagi penduduk golongan menengah ke bawah. Namun demikan, harga rumah dengan tipe kecil yang dibangun oleh pengembang seringkali tetap tidak terjangkau oleh penduduk kalangan bawah, terlebih oleh penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan. Mereka yang tidak dapat membeli perumahan dengan tipe kecil terpaksa tinggal dipemukiman kumuh diperkotaan.
Faktor yang memengaruhi pembangunan perumahan antara lain sebagai berikut:
1. Faktor kependudukan. Perkembagan penduduk yang tinggi merupakan masalah tersendiri dalam usaha pemenuhan kebutuhan tempat tinggal. Tahun 2011 penduduk Indonesia tercatat 243 740 juta. Pertumbuhan penduduk yang tinggi ini menuntut pertambahan kebutuhan jumlah unit rumah yang tinggi pula.
2. Faktor pertanahan. Urbanisasi menimbulkan masalah tanah. Jumlah penduduk kota Medan pada tahun 2010 berada pada 2.097.617. Kepadatan penduduk di kota akan semakin tinggi sehingga harga tanah akan semakin mahal dan biasanya akan diikuti masalah tata guna lahan.
3. Faktor keterjangkauan daya beli masyarakat. Sejak pembangunan Pelita I hingga sekarang masalah keterjangkauan harga rumah masih menjadi kendala, khususnya karena banyaknya penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Sahabat muda, ke tiga faktor di atas merupakan dampak yang terjadi karena jumlah penduduk yang meningkat setiap tahun. Kemiskinan sering diibaratkan lingkaran setan, mana penyebab utama kemiskinan, apakah karena pendapatan rendah, tidak memiliki tanbungan (saving), produktivitas yang rendah, atau karena tidak memiliki investasi. Ke empat penyebab ini saling berkaitan dan mempengaruhi.

Sahabat muda, ada empat solusi yang diharapkan bisa mengatasi kemiskinan. Solusi tersebut adalah seperti pada bagan di bawah ini.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More