Pendidikan Lingkungan Hidup
(PLH) merupakan pendidikan tentang lingkungan hidup dalam konteks internalisasi
secara langsung maupun tidak langsung dalam membentuk kepribadian mandiri serta
pola tindak dan pola pikir perserta didik/mahasiswa/peserta diklat sehingga
dapat merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Lingkungan Hidup
merupakan upaya melestarikan dan menjaga lingkungan serta ekosistem kehidupan
makhluk hidup yang dapat memberikan konstribusi pada keberlangsungan kehidupan
yang seimbang dan harmonis.
Sebagian besar mahasiswa di
perguruan tinggi mendapat perkuliahan tentang lingkungan. Sebut saja mata
kuliah Rekayasa Lingkungan, Manajemen Konstruksi, Ekonomi Teknik, Fisika
Bangunan serta banyak mata kuliah yang lain yang berbicara tentang lingkungan.
Jelas, secara umum mahasiswa Jurusan Teknik yang telah dan akan mempelajarinya.
Lalu, apakah mahasiswa jurusan dan fakultas lain telah mengetahui dan
mempelajarinya?
Siswa di bangku Sekolah
Menengah Atas (SMK), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) mendapatkan pelajaran Biologi sebagai mata pelajaran yang
memperkenalkan kepada siswa tentang lingkungan hidup dan polusi. Pemahaman yang
mendalam dan action dari pemahaman
tersebut secara umum tidak didapatkan oleh siswa di bangku sekolah pertama dan
menengah.
Materi PLH terdiri tiga
unsur penting yakni hati, pikiran dan tangan. Satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan. Proses yang paling penting adalah membangkitkan kesadaran manusia
terhadap lingkungan hidup sekitarnya (hati). Jika proses penyadaran telah
terjadi, maka peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidup
(pikiran) akan berhasil. Proses terakhir adalah action yaitu peningkatan keterampilan dalam mengelolah lingkungan
hidup (tangan).
B.
Pendidikan
Lingkungan Hidup
1.
Masalah
Lingkungan
Pertambahan penduduk
Indonesia yang sangat cepat menyebabkan meningkatnya segala kebutuhan setiap
penduduk baik perorangan dan kebutuhan sosial. Setiap individu selalu ingin
memenuhi kebutuhannya dan pemerintah dituntut untuk mengatur perekonomian
sehingga kebutuhan yang diperlukan oleh semua penduduk terpenuhi.
Masalah lingkungan hidup
yang dihadapi sekarang diakibatkan kesadaran masyarakat tentang lingkungan
hidup yang sehat sangat kurang. Tindakan individu yang tidak pernah puas dengan
kebutuhannya melakukan tindakan yang bisa merusak lingkungan.
2.
Ruang
Lingkup Pendidikan Lingkungan Hidup
Persoalan lingkungan hidup
merupakan persoalan sistemik, komplek serta memiliki cakupan yang luas. Oleh
sebab itu, materi atau isu yang diangkat dalam penyelenggaraan kegiatan
pendidikan lingkungan hidup juga sangat beragam. Sesuai dengan kesepakatan
nasioanl tentang Pembangunan Berkelanjutan yang ditetapkan dalam Indonesian
Summit on Sustainable (ISSD) di Yogyakarta.
Ketiga pilar tersebut
merupakan satu kesatuan yang bersiafat salang ketergantungan dan saling
memperkuat.
a. Pilar
Ekonomi, menekankan pada perubahan sistem ekonomi agar semakin ramah terhadap lingkungan
hidup sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Isu atau materi
yang berkaitan adalah pola konsumsi dan produksi, teknologi bersih, kehutanan
dan industri.
b. Pilar
Sosial, menekankan pada upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Isu atau materi yang berkaitan adalah kemiskinan,
kesehatan, budaya lokal, masyarakat pedesaan/kota/terpencil, hukum dan
pengawasan.
c. Pilar
Lingkungan, menekankan pada pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang
berkelanjutan. Isu atau materi yang berkaitan adalah pengelolaan sumber daya
air, lahan, udara, laut dan penataan ruang.
3.
Tujuan
Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup
Tujuan pendidikan lingkungan
hidup adalah sebagai berikut:
a. Kesadaran,
yaitu memberikan dorongan kepada setiap individu untuk memperloeh kesadaran dan
kepekaan terhadap lingkungan dan masalahnya.
b. Pengetahuan,
yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh berbagai pengalaman dam
pemahaman dasar tentang lingkungan dan masalahnya.
c. Sikap,
yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh seperangkat nilai dan kemampuan
mendapat pilihan yang tepat, serta mengembangkan perasaan peka terhadap
lingkungan dan memberikan motivasi untuk berperan serta secara aktif di dalam
peningkatan dan perlindungan lingkungan.
d. Keterampilan,
yaitu membantu setiap individu untuk memperoleh keterampilan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah lingkungan.
e. Partisipasi,
yaitu memberikan motivasi kepada setiap individu untuk perperan secara aktif
dalam pemecahan masalah lingkungan.
f. Evaluasi,
yaitu mendorong setiap individu agar memiliki kemampuan mengevaluasi
pengetahuan lingkungan ditinjau dari ekologi, sosial, ekonomi, politik dan
faktor-faktor pendidikan.
4.
Strategi
Pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan Pendidikan
Lingkungan Hidup adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan
kualitas dan kemampuan SDM PLH, baik pelaku maupun kelompok sasaran Pendidikan
Lingkungan Hidup sedini mungkin melalui upaya
proaktif dan reaktif.
b. Mengoptimalkan
sarana dan prasarana Pendidikan Lingkungan Hidup yang dapat terciptanya proses
pembelalajaran yang efesien dan efektif.
c. Meningkatkan
anggaran Pendidikan Lingkungan Hidup.
d. Materi
Pendidikan Lingkungan Hidup sesuai denga isu lokal, modern, dan global.
e. Mendorong
ketersediaan ruang partisipasi bagi masyarakat luas.
5.
Saran
Untuk mendorong strategi
pelakasanaan Pendidikan Lingkungan Hidup, saran yang bisa penulis berikan
adalah:
a. Pendidikan
Lingkungan Hidup menjadi Mata Kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa.
b. Pendidikan
Lingkungan Hidup menjadi salah satu Mata Pelajaran bagi siswa sekolah dasar
hingga menengah. Hal ini didasari pada masalah lingkungan hidup disebabkan
karena ketidakmampuan mengembangkan sistem nilai sosial, gaya hidup yang tidak mampu
selaras dengan lingkungan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal merupakan
salah satu sarana yang tepat untuk membangun masyarakat yang menerapkan prinsip
berkelanjutan dan etika lingkungan. Anak/siswa yang mendapatkan pengetahuan
tentang lingkungan hidup merupakan pengetahuan awal sehingga setiap warga
negara memiliki pengetahuan tentang lingkungan biofisik serta menumbuhkan
kesadaran agar terlibat secara efektif dalam memberikan solusi dari
permasalahan lingkungan yang terjadi.
c. Sosialisasi
mengenai Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kepada mahasiswa sering
dilakukan dan sosialisai mengenai lingkungan hidup untuk siswa SD, SMP, dan
SMA/K dan mengajak mereka turut aktif dalam kebisaan hidup sehat.
d. Sosialisasi
kepada masyarakat luas mengenai lingkungan hidup dan mengajak mereka turut
aktif menjaga lingkungan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Daryanto, 2013, Pengantar
Pendidikan Lingkungan Hidup,
Yogyakarta : Gava Media