Thursday, June 12, 2014

Solusi #2 : Pembangunan Rumah Susun

Berkumpulnya penduduk di kota menyebabkan kepadatan penduduk tinggi. Saat lahan yang sempit dihuni oleh banyak orang, maka lahan semakin langka dan tinggi nilainya. Kelangkaan lahan dengan nilai yang tinggi mengharuskan kalangan masyarakat bawah memilih alternatif rumah susun sebagai tempat tinggal.
Pembangunan rumah susun berpangkal dari derasnya urbanisasi untuk mencari kesempatan kerja di kota-kota besar. Tidak setiap kota dapat menampung arus urbanisasi yang deras tersebut. Terlebih apabila kaum urbanis tidak memiliki akses yang mampu memenuhi standar kebutuhan tenaga kerja yang layak di kota (SDM masih rendah), maka lahirlah kaum marjinal baru yang mengisi sudut-sudut kota.
Kawasan yang ditempati oleh kaum marjinal dapat dikategorikan menjadi dua jenis, pertama, di daerah yang disebut slum, yaitu kawasan permukiman kumuh di atas lahan yang statusnya legal sebagai kawasan untuk bermukim. Tempat tinggal yang sederhana dengan tembok bata, papan, dan potongan kardus. Jenis yang kedua adalah squatter, yaitu kawasan permukiman kumuh yang terletak di atas lahan yang statusnya ilegal sebagai kawasan untuk bermukim seperti bantaran sungai dan dekat rel kereta api.

Rumah susun diharapkan mampu menjadi tempat hunian yang ‘layak’. Walaupun ditemukan masalah dari berbagai aspek tetapi bisa diatasi dengan desain rumah susun yang bercorak komunal dan natural bisa menjadi solusinya.

0 comments:

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More